Concentration and mental toughness are the margins of victory. (Bill Russell)
“Huh, aku tak dapat berkonsentrasi!”
“Konsentrasiku buyar! Pikiranku melayang ke hal-hal lain di luar materi pelajaran.”
Salah satu masalah yang sering dihadapi siswa dalam belajar adalah masalah konsentrasi. Ya, merka tidak dapat berkonsentrasi. Bukan hal yang asing, bila banyak siswa mengkambinghitamkan ‘konsentrasi’ sebagai penyebab rendahnya hasil belajar yang mereka capai. Sebegitu penting ‘konsentrasi’ dalam proses belajar seseorang, sehingga ia dapat dianggap sebagai prasyarat untuk terjadi proses belajar pada diri seseorang (siswa).
Apakah konsentrasi itu?
Konsentrasi adalah suatu kemampuan atau kondisi di mana seseorang dapat mengarahkan pikirannya pada hal-hal yang sedang dihadapinya, misalnya dalam hal mempelajari suatu materi pelajaran.
Sebenarnya, setiap orang mampu berkonsentrasi. Hanya kadang-kadang kemampuan itu hilang atau menurun. Anda mungkin pernah ‘lupa waktu’ dan kehilangan kontrol terhadap apa saja yang terjadi di sekeliling Anda pada saat sedang melakukan sesuatu. Lalu, tiba-tiba Anda tersadar, bahwa Anda telah begitu terfokus pada suatu hal dan mengabaikan yang lainnya tadi. Nah, itu adalah suatu bukti dan contoh bahwa Anda dapat berkonsentrasi dengan baik.
Tapi sebaliknya, Anda pernah pula mencoba memusatkan perhatian dan pikiran Anda pada suatu hal, tapi pada kenyataannya, pikiran dan perhatian Anda mengembara ke mana-mana. Ini adalah contoh dan juga bukti bahwa Anda dapat kehilangan konsentrasi.
Hal yang terjadi pada Anda seperti dideskripsikan di atas juga dapat dan sering terjadi pada siswa. Itulah mengapa sebabnya kita perlu melatihkan dan memfasilitasi konsentrasi untuk mereka sehingga proses belajar mereka menjadi lebih efektif.
Kemampuan siswa dalam berkonsentrasi akan sangat bergantung pada beberapa faktor, diantaranya:
(1) komitmen;
(2) antusiasme terhadap tugas;
(3) keterampilan atau pengetahuan yang dimiliki untuk mengerjakan tugas;
(4) keadaan fisik dan emosional siswa;
(5) keadaan psikologis siswa; dan
(6) lingkungan belajar.
Beberapa hal yang dapat dilakukan guru untuk melatihkan dan memfasilitasi konsentrasi pada siswa misalnya:
Pertama:
Ajak siswa untuk selalu bersikap antusias terhadap tugas-tugas yang diberikan. Hal ini dapat dibantu oleh guru dengan memberikan tugas-tugas pembelajaran yang menyenangkan dan menantang, serta dalam jangkauan anak untuk dapat menyelesaikannya.
Kedua:
Yakinkan siswa bahwa mereka mampu mengerjakan tugas pembelajaran yang diberikan. Bagaimanapun, rasa percaya diri sangat mempengaruhi kesuksesan anak dalam belajar. Dan, dengan percaya bahwa mereka mampu mempelajari materi atau mengerjakan tugas tersebut, maka mereka akan dapat melakukannya dengan baik.
Ketiga:
Berikan rasa aman, nyaman, serius tapi rileks dalam pembelajaran Anda. Siswa yang merasa tak aman, tak nyaman, dan terlalu santai tak akan dapat berkonsentrasi dengan baik. Mereka akan sangat mudah terdistraksi. Semua hal-hal yang terkait dengan lingkungan belajar, suasana kelas, dan cara Anda mengajar sangat besar pengaruhnya terhadap hal ini.
Keempat:
Ajari siswa menggunakan strategi, “Sudah! Aku sedang belajar!” Siswa dapat diajari strategi berpikir ini, yaitu dengan mengucapkan kepada dirinya sendiri kata-kata, “Sudah! Aku sedang belajar!” pada saat konsentrasi belajarnya mulai terpecah. Strtegi ini adalah strategi pengaturan belajar mandiri yang harus dimiliki oleh setiap siswa. Diharapkan, dengan usaha sungguh-sungguh dari siswa, dengan mengatakan kata-kata tersebut, pikirannya yang mulai mengembara ke mana-mana akan kembali fokus kepada tugas pembelajaran atau materi yang sedang dipelajarinya dengan penuh konsentrasi.
Nah, semoga bermanfaat buat Anda dan siswa Anda.
from: Suhadinet
“Huh, aku tak dapat berkonsentrasi!”
“Konsentrasiku buyar! Pikiranku melayang ke hal-hal lain di luar materi pelajaran.”
Salah satu masalah yang sering dihadapi siswa dalam belajar adalah masalah konsentrasi. Ya, merka tidak dapat berkonsentrasi. Bukan hal yang asing, bila banyak siswa mengkambinghitamkan ‘konsentrasi’ sebagai penyebab rendahnya hasil belajar yang mereka capai. Sebegitu penting ‘konsentrasi’ dalam proses belajar seseorang, sehingga ia dapat dianggap sebagai prasyarat untuk terjadi proses belajar pada diri seseorang (siswa).
Apakah konsentrasi itu?
Konsentrasi adalah suatu kemampuan atau kondisi di mana seseorang dapat mengarahkan pikirannya pada hal-hal yang sedang dihadapinya, misalnya dalam hal mempelajari suatu materi pelajaran.
Sebenarnya, setiap orang mampu berkonsentrasi. Hanya kadang-kadang kemampuan itu hilang atau menurun. Anda mungkin pernah ‘lupa waktu’ dan kehilangan kontrol terhadap apa saja yang terjadi di sekeliling Anda pada saat sedang melakukan sesuatu. Lalu, tiba-tiba Anda tersadar, bahwa Anda telah begitu terfokus pada suatu hal dan mengabaikan yang lainnya tadi. Nah, itu adalah suatu bukti dan contoh bahwa Anda dapat berkonsentrasi dengan baik.
Tapi sebaliknya, Anda pernah pula mencoba memusatkan perhatian dan pikiran Anda pada suatu hal, tapi pada kenyataannya, pikiran dan perhatian Anda mengembara ke mana-mana. Ini adalah contoh dan juga bukti bahwa Anda dapat kehilangan konsentrasi.
Hal yang terjadi pada Anda seperti dideskripsikan di atas juga dapat dan sering terjadi pada siswa. Itulah mengapa sebabnya kita perlu melatihkan dan memfasilitasi konsentrasi untuk mereka sehingga proses belajar mereka menjadi lebih efektif.
Kemampuan siswa dalam berkonsentrasi akan sangat bergantung pada beberapa faktor, diantaranya:
(1) komitmen;
(2) antusiasme terhadap tugas;
(3) keterampilan atau pengetahuan yang dimiliki untuk mengerjakan tugas;
(4) keadaan fisik dan emosional siswa;
(5) keadaan psikologis siswa; dan
(6) lingkungan belajar.
Beberapa hal yang dapat dilakukan guru untuk melatihkan dan memfasilitasi konsentrasi pada siswa misalnya:
Pertama:
Ajak siswa untuk selalu bersikap antusias terhadap tugas-tugas yang diberikan. Hal ini dapat dibantu oleh guru dengan memberikan tugas-tugas pembelajaran yang menyenangkan dan menantang, serta dalam jangkauan anak untuk dapat menyelesaikannya.
Kedua:
Yakinkan siswa bahwa mereka mampu mengerjakan tugas pembelajaran yang diberikan. Bagaimanapun, rasa percaya diri sangat mempengaruhi kesuksesan anak dalam belajar. Dan, dengan percaya bahwa mereka mampu mempelajari materi atau mengerjakan tugas tersebut, maka mereka akan dapat melakukannya dengan baik.
Ketiga:
Berikan rasa aman, nyaman, serius tapi rileks dalam pembelajaran Anda. Siswa yang merasa tak aman, tak nyaman, dan terlalu santai tak akan dapat berkonsentrasi dengan baik. Mereka akan sangat mudah terdistraksi. Semua hal-hal yang terkait dengan lingkungan belajar, suasana kelas, dan cara Anda mengajar sangat besar pengaruhnya terhadap hal ini.
Keempat:
Ajari siswa menggunakan strategi, “Sudah! Aku sedang belajar!” Siswa dapat diajari strategi berpikir ini, yaitu dengan mengucapkan kepada dirinya sendiri kata-kata, “Sudah! Aku sedang belajar!” pada saat konsentrasi belajarnya mulai terpecah. Strtegi ini adalah strategi pengaturan belajar mandiri yang harus dimiliki oleh setiap siswa. Diharapkan, dengan usaha sungguh-sungguh dari siswa, dengan mengatakan kata-kata tersebut, pikirannya yang mulai mengembara ke mana-mana akan kembali fokus kepada tugas pembelajaran atau materi yang sedang dipelajarinya dengan penuh konsentrasi.
Nah, semoga bermanfaat buat Anda dan siswa Anda.
from: Suhadinet
Tidak ada komentar:
Posting Komentar